YouTube player

 

Dalam dunia bisnis, tidak jarang kita mendengar cerita sukses yang bermula dari sebuah hobi sederhana. Salah satu kisah inspiratif datang dari Ko Andi, pendiri Platinum Badminton di Malang, yang berhasil mengubah kecintaannya pada olahraga bulutangkis menjadi bisnis yang berkembang pesat.

Awal Mula yang Sederhana

“Awalnya saya hobi, tapi enggak sampai atlet ya, cuman hobi main-main badminton sama teman-teman,” ungkap Ko Andi saat diwawancarai di salah satu cabang Platinum Badminton. Sekitar 4-5 tahun yang lalu, keinginannya untuk bermain badminton dengan nyaman mulai tumbuh. Saat itu, Malang belum memiliki GOR (Gelanggang Olahraga) badminton yang menggunakan karpet.

Pengalaman bermain di luar kota dengan menggunakan lapangan berkarpet membuka mata Ko Andi. “Wah, memang enak. Kita enggak licin, terus empuk,” kenangnya. Perbedaan yang signifikan dengan bermain di lapangan keramik membuatnya berpikir untuk membawa pengalaman ini ke Malang.

Dari Ide Menjadi Kenyataan

Didorong oleh keinginan untuk bermain badminton dengan nyaman di kotanya sendiri, Ko Andi mulai mencari tanah dan menghitung-hitung kemungkinan untuk membangun lapangan badminton. “Kita hitung-hitung luasnya jadi berapa line, kita ukur-ukur,” jelasnya. Hasilnya adalah GOR pertama Platinum Badminton dengan tiga line.

Perkembangan yang Tak Terduga

Apa yang awalnya hanya untuk memenuhi hobi pribadi ternyata mendapat sambutan luar biasa dari masyarakat Malang. “Ternyata pasarnya bagus,” kata Ko Andi. Terutama untuk jam malam, member selalu penuh hingga mereka sering harus menolak konsumen. Melihat potensi ini, Ko Andi memutuskan untuk mengembangkan bisnisnya.

Saat ini, Platinum Badminton telah berkembang menjadi empat cabang di Malang. Perkembangan ini menunjukkan bahwa potensi bisnis badminton masih sangat menjanjikan.

Pasar yang Luas dan Inklusif

Salah satu kunci kesuksesan Platinum Badminton adalah pasar yang luas dan inklusif. Ko Andi menjelaskan, “Ternyata bukan cuman yang pandai badminton atau yang atlet. Ternyata banyak yang kumpul-kumpul sama teman main. Jadi anak-anak pun main, terus ada mungkin kumpulan cewek-cewek, ibu-ibu pun bisa main.”

Berbeda dengan olahraga lain yang mungkin terbatas pada gender atau usia tertentu, badminton bisa dinikmati oleh semua kalangan. “Badminton sampai umur 60 pun ada loh yang main,” tambah Ko Andi.

Memulai Bisnis Badminton

Bagi yang tertarik untuk terjun ke bisnis serupa, Ko Andi menekankan pentingnya modal dan riset pasar. “Yang pasti modal ya, modal untuk bisa kita sewa tanah atau kita sewa gedung,” ujarnya. Selain itu, riset pasar juga krusial untuk memahami potensi bisnis di lokasi yang diinginkan.

Dari segi teknis, Ko Andi membagikan bahwa untuk satu lapangan dengan ukuran karpet, dibutuhkan area total 15 x 7,2 meter. Namun, ia menyarankan untuk menambah sekitar 50 cm hingga 1 meter di sekeliling lapangan untuk kenyamanan bermain.

Fasilitas dan Operasional

Platinum Badminton tidak hanya menyediakan lapangan berkualitas, tetapi juga fasilitas pendukung seperti toilet, toko perlengkapan badminton, musholla, dan area parkir yang luas. “Parkir itu penting. Kadang saya sempat zaman dulu kita badminton, parkirnya susah. Nah, jadi itu jadi kendala,” kenang Ko Andi.

Untuk operasional, Platinum Badminton telah mengembangkan sistem booking online melalui website, memudahkan pelanggan untuk melihat jadwal kosong dan melakukan pemesanan.

Rencana Ekspansi dan Layanan Baru

Menanggapi permintaan untuk membuka cabang di luar Malang, Ko Andi menyatakan bahwa ekspansi tetap menjadi rencana mereka, meski dilakukan secara bertahap. “Kita di 4 tahun terakhir ini sudah 4 GOR, jadi kita memang butuh waktu untuk ekspansi,” jelasnya.

Selain itu, Platinum Badminton kini juga menawarkan layanan konsultasi dan pembuatan GOR. “Sekarang sudah bisa ya melayani pembuatan GOR. Jadi misalnya ada teman-teman punya tanah atau renovasi gudang, itu pun kita bisa layani,” tambah Ko Andi.

Suka Duka Mengelola Bisnis Badminton

Bagi Ko Andi, salah satu keuntungan mengelola bisnis ini adalah kesempatan untuk bertemu banyak orang dan memperluas jaringan. “Hampir setiap hari pun bisalah ada kenalan di situ,” ujarnya.

Namun, seperti bisnis lainnya, ada juga tantangan yang dihadapi. Misalnya, penurunan pengunjung hingga 50% selama bulan puasa, serta beberapa perilaku konsumen yang kurang disiplin seperti merokok di area larangan.

Platinum Badminton telah membuktikan bahwa dengan visi yang jelas, pemahaman pasar yang baik, dan kualitas layanan yang prima, sebuah hobi bisa bertransformasi menjadi bisnis yang sukses dan berkelanjutan. Kisah Ko Andi dan Platinum Badminton bisa menjadi inspirasi bagi para pengusaha muda yang ingin mengubah passion mereka menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.

 

#PlatinumBadminton #BisnisOlahraga #EntrepreneurMuda #HobiJadiBisnis #BadmintonMalang

About The Author

Sponsor Kami